Bukan Cuma Soal Main Robot: Ketemu Kak Agur Yake Mulia, Pahlawan Coding yang Bikin Aku Mikir Ulang Soal Masa Depan

Hai, minna san!

Kenalin aku Aisy, seorang siswa homeschooling kelas 9. Buat yang belum tahu, jadi anak homeschooling itu seru banget. Aku punya banyak waktu buat eksplorasi hal-hal yang aku suka di luar pelajaran wajib. Salah satu duniaku ya di depan laptop: belajar coding, coba-coba bikin desain grafis simpel, dan, ya… main game juga, hehe.

Seringnya, orang dewasa di sekitarku kalau lihat aku di depan layar, komentarnya pasti, “Jangan main game terus!” atau “Awas matanya rusak!”. Mereka pikir, generasi kita dan teknologi itu cuma sebatas buat hiburan atau buang-buang waktu. Padahal, di balik layar ini, ada dunia yang jauh lebih besar dan keren. Dan pagi ini abis sholat Subuh aku baru aja nemuin sosok yang membuktikan itu semua. Namanya Agur Yake Mulia.

Aku “ketemu” cerita tentang Kak Agur ini pas lagi browsing bahan buat proyek pelajaran TIK-ku. Awalnya aku cuma cari referensi soal robotika sederhana, tapi yang aku temukan jauh lebih dari itu. Aku menemukan kisah tentang sebuah “markas” super keren di Klaten, Jawa Tengah, namanya Autobot School. Dan pendirinya, Kak Agur, menurutku adalah pahlawan zaman now yang sesungguhnya.

Markas Keren Bernama Autobot School

Jadi, apa sih Autobot School ini? Ini bukan sekolah biasa, guys. Ini adalah tempat di mana anak-anak, bahkan dari usia TK sampai SMA, belajar hal-hal yang kedengarannya rumit: Automasi, Robotika, Coding, dan Desain.

Kebayang nggak sih? Anak-anak TK yang mungkin di tempat lain masih asyik sama plastisin, di sini mereka udah diajak kenalan sama logika dasar yang jadi “otak” sebuah robot. Sumpah, aku langsung mikir, “Wah, coba aja dari kecil aku udah kenal tempat kayak gini!”.

Di sini, anak-anak nggak cuma jadi pengguna teknologi. Mereka diajarkan untuk jadi penciptanya. Mereka nggak cuma mainin robot yang udah jadi, tapi mereka belajar cara merakitnya dari nol, memprogramnya untuk bergerak sesuai perintah, dan bahkan mendesain bentuknya. Ini kayak main LEGO, tapi levelnya udah dewa. Kita nggak cuma ngikutin buku panduan, tapi kita yang nulis buku panduannya. Keren banget, kan?

Sebagai anak homeschooling yang terbiasa belajar mandiri, konsep ini “kena” banget di aku. Aku percaya kalau belajar itu paling asyik kalau kita bisa langsung praktik, langsung ngoprek, langsung lihat hasilnya. Dan sepertinya, itulah yang dilakukan Kak Agur bersama murid-muridnya. Ia mengubah konsep belajar teknologi yang sering dianggap serius dan membosankan, jadi sebuah petualangan yang seru dan penuh kreativitas.

Keseruan anak-anak di Markas Autobot (Sumber: Tribun Jateng)

Misi Rahasia Kak Agur: Mencegah Masa Depan Distopia

Awalnya, aku pikir Kak Agur ini ya “sekadar” guru robotika yang hebat. Tapi waktu aku baca lebih dalam artikel-artikel tentang dia, aku sadar misinya jauh lebih besar dari itu. Ada satu kalimat yang terus terngiang di kepalaku: Kak Agur mendirikan sekolah ini untuk mencegah distopia.

Distopia? Istilah ini biasanya aku temuin di film-film fiksi ilmiah kayak The Hunger Games atau The Matrix. Sebuah dunia masa depan yang suram, di mana manusia dikendalikan oleh teknologi atau sistem yang menindas. Jujur, aku merinding. Apa hubungannya sekolah robot di Klaten dengan masa depan dunia?

Ternyata, hubungannya erat banget.

Kita semua tahu kan, sekarang ini lagi heboh banget soal AI (Artificial Intelligence) yang katanya bakal menggantikan banyak pekerjaan manusia. Banyak orang dewasa yang aku kenal khawatir, bahkan takut. Mereka cemas kalau nanti robot dan komputer bakal lebih pintar dari manusia, terus kita semua jadi pengangguran. Nah, ketakutan atau “paranoia teknologi” inilah yang ingin dilawan oleh Kak Agur.

Menurutnya, teknologi itu kayak pisau. Bisa dipakai buat memotong buah dan membantu kita memasak, tapi bisa juga dipakai untuk melukai. Kuncinya ada di siapa yang memegang pisau itu. Begitu juga dengan robot dan AI. Kalau kita cuma jadi penonton, cuma jadi pengguna yang pasrah, ya kita bakal “tergilas” oleh perkembangannya. Kita bakal jadi budak teknologi. Itulah awal dari dunia distopia.

Tapi, kalau kita belajar cara “memegang” pisaunya, kalau kita paham cara kerja teknologi, kita yang akan mengendalikannya. Kita bisa menciptakan robot untuk membantu pekerjaan berat, membuat program untuk menyelesaikan masalah sosial, atau merancang sistem automasi untuk membuat hidup lebih efisien. Kita jadi tuannya, bukan budaknya.

Dan inilah misi utama Kak Agur. Ia nggak mau generasi kita, generasi yang lahir dan besar bersama teknologi, justru jadi generasi yang paling takut dan paling terancam oleh teknologi. Dengan mengajarkan anak-anak coding dan robotika sejak dini, ia sedang mempersiapkan pasukan “arsitek masa depan”. Ia membekali kita dengan senjata paling ampuh: pengetahuan dan kreativitas, agar kita bisa membangun masa depan yang cerah, bukan yang suram.

Diakui Negara: Pahlawan Penerima SATU Indonesia Awards 2023

Ternyata, perjuangan dan visi keren Kak Agur ini nggak cuma aku aja yang lihat. Karyanya mendapatkan pengakuan yang luar biasa. Pada tahun 2023, Kak Agur Yake Mulia dianugerahi apresiasi SATU Indonesia Awards.

Buat yang belum tahu, SATU Indonesia Awards ini adalah sebuah program penghargaan dari Astra untuk para pemuda Indonesia yang nggak kenal lelah memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Ini bukan penghargaan main-main, lho. Artinya, apa yang dilakukan Kak Agur di Klaten itu diakui punya dampak positif yang besar dan menginspirasi seluruh Indonesia.

Momen ini penting banget, menurutku. Ini seperti sebuah validasi bahwa mempersiapkan anak-anak untuk melek teknologi itu bukan lagi pilihan, tapi sebuah keharusan. Ini adalah pesan kuat bahwa pahlawan hari ini nggak harus angkat senjata. Mereka adalah orang-orang seperti Kak Agur, yang dengan sabar dan tulus “menginstal” fondasi logika dan kreativitas di otak anak-anak, demi masa depan bangsa yang lebih baik. Penghargaan ini membuktikan bahwa dedikasinya bukanlah proyek iseng, melainkan sebuah gerakan penting yang patut kita dukung.

Infografis Agur Yake Mulia (Sumber: Instagram @fv.usd)

Inspirasi Buat Aku (dan Mungkin Buat Kamu Juga)

Membaca kisah Kak Agur benar-benar mengubah cara pandangku. Selama ini, aku belajar coding karena aku pikir itu keren dan mungkin berguna untuk cari kerja nanti. Tapi sekarang, aku melihatnya sebagai sesuatu yang lebih dalam.

Aku sadar bahwa setiap baris kode yang aku tulis, setiap sirkuit sederhana yang aku coba rangkai, adalah sebuah latihan kecil untuk menjadi arsitek masa depan itu. Aku bukan lagi sekadar belajar skill, tapi aku sedang belajar sebuah mindset: mindset pemecah masalah, mindset pencipta, dan mindset pengendali.

Sebagai anak homeschooling, kisah ini jadi bahan bakar semangat yang luar biasa. Aku jadi makin termotivasi untuk memanfaatkan fleksibilitas belajarku. Kalau Kak Agur bisa menginspirasi anak-anak TK, kenapa aku yang udah SMP ini nggak bisa bikin proyek yang lebih serius? Aku jadi tertantang untuk nggak cuma bikin program kalkulator sederhana, tapi mungkin mulai memikirkan: masalah apa ya di sekitarku yang bisa aku bantu selesaikan dengan coding? Mungkin membuat aplikasi sederhana untuk membantu mengatur jadwal belajar teman-teman homeschooling-ku yang lain?

Kisah Kak Agur Yake Mulia mengajarkan kita semua, terutama generasiku, bahwa masa depan itu bukan sesuatu yang harus ditakuti. Masa depan adalah kanvas kosong, dan teknologi adalah kuasnya. Sekarang, tinggal kita yang memutuskan mau melukis apa di atas kanvas itu.

Jadi, buat teman-teman sebayaku, lain kali kalau ada yang bilang kita cuma main-main di depan layar, coba ceritakan kisah Kak Agur ini. Tunjukkan pada mereka bahwa kita bukan generasi yang pasif. Kita adalah generasi yang sedang bersiap-siap membangun dunia. Kita adalah calon kreator, inovator, dan pemimpin di era digital.

Terima kasih, Kak Agur, sudah menyalakan percikan api semangat ini. Kakak adalah bukti nyata bahwa satu orang dengan visi yang besar, bisa memulai sebuah revolusi dari sebuah kota kecil. #APA2025-PLM #SatukanGerakTerusBerdampak #KitaSATUIndonesia

Share ya agar makin banyak yang terinspirasi. Semoga Bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *