Home Sweet Loan: Review Film

Assalamualaikum, minna!Kemarin, aku baru saja menonton film Home Sweet Loan bareng bunda, nih. Siapa yang sudah nonton atau malah masih ragu mau nonton? Kalau kalian termasuk yang masih galau, yuk baca review-ku sampai habis! Di artikel ini, aku akan bahas tuntas tentang film Home Sweet Loan yang baru saja rilis dan bikin hati aku campur aduk.

Film ini punya durasi 1 jam 52 menit dan, jujur saja, sukses bikin aku nangis sesenggukan! Gimana enggak? Home Sweet Loan mengisahkan perjalanan hidup seorang anak bungsu bernama Kaluna, yang diperankan oleh Yunita Siregar, dalam usahanya membeli rumah impian. Ia ingin keluar dari kondisi yang cukup sulit, yaitu tinggal di rumah bersama tiga kepala keluarga: ayah dan kedua kakaknya. Bisa kebayang kan gimana sumpeknya? Rumah yang terasa terlalu penuh dan kebebasan yang terbatas membuat Kaluna memiliki satu keinginan besar, yaitu memiliki rumah sendiri.

Cerita Home Sweet Loan ini diadaptasi dari novel best seller karya Almira Bastari. Sutradara film ini, Sabrina Rochelle Kalangie, berhasil menghadirkan cerita novel ke dalam film dengan begitu apik. Film ini juga diperkuat oleh aktor dan aktris berbakat, seperti Derby Romero yang berperan sebagai Danan, sahabat baik Kaluna, serta penampilan dari Risty Tagor, Fita Anggriani, dan beberapa aktor lainnya yang menambah warna dalam cerita.

Salah satu hal yang bikin aku sangat menyukai film ini adalah temanya yang begitu dekat dengan kehidupan banyak orang, khususnya generasi saat ini, yang sering disebut sebagai “generasi sandwich.” Fenomena ini menggambarkan situasi di mana seseorang harus menanggung beban hidup dari tiga generasi sekaligus: orang tua, diri sendiri, dan, dalam beberapa kasus, anak-anak mereka. Di sini, Kaluna memang belum menikah dan belum memiliki anak, tetapi tanggung jawab yang dia emban sebagai anak bungsu di keluarganya membuatnya merasakan tekanan yang besar.

Selain harus menanggung beban sebagai bagian dari generasi sandwich, Kaluna juga menghadapi situasi yang lebih rumit di dalam keluarganya. Salah satu konflik terbesar dalam hidupnya adalah hubungan dengan sang ibu, yang di luar tampak baik dan penuh kasih, namun sering kali memperlihatkan sikap pilih kasih di rumah. Kaluna merasa terjebak dalam situasi yang sangat tidak adil, di mana kebaikan ibunya kepada saudara-saudaranya malah berujung pada masalah yang harus ia tanggung seorang diri.

Salah satu contoh paling menyakitkan dari dinamika keluarga ini terjadi ketika abang Kaluna, yang sudah menikah, terjerat masalah keuangan akibat pinjaman online ilegal. Alih-alih menghadapi masalah ini secara langsung, ibunya malah menyerahkan sertifikat rumah keluarga sebagai jaminan. Keputusan ini tentunya membuat kondisi keluarga semakin berat, namun yang lebih mengejutkan adalah tindakan ibunya setelah itu. Bukannya meminta abang Kaluna untuk bertanggung jawab, sang ibu justru berbalik meminta Kaluna, anak bungsunya, untuk melunasi utang tersebut.

Bisa dibayangkan betapa hancurnya perasaan Kaluna ketika mendapati bahwa, meskipun dia tidak berperan dalam masalah ini, ia tetap dibebani tanggung jawab besar. Seolah-olah keberadaan Kaluna dalam keluarga hanya dilihat sebagai sosok yang bisa diandalkan untuk menyelesaikan semua masalah tanpa ada timbal balik yang adil.

Menariknya, meski film ini punya tema yang cukup berat dan menyentuh, ada banyak elemen humor yang diselipkan di sepanjang cerita. Adegan-adegan lucu yang dihadirkan benar-benar bikin satu studio ketawa bareng! Salah satu momen yang bikin aku ketawa banget adalah saat karakter Danan dan Kaluna terjebak dalam situasi konyol saat mereka mencoba menyiasati berbagai masalah hidup dengan caranya masing-masing. Humor yang mengalir alami ini membuat film tetap terasa ringan, meskipun ada bagian-bagian yang bikin hati meringis.

Nah, balik lagi ke tokoh Kaluna. Meskipun kisahnya terkesan suram, terutama ketika dia harus bergulat dengan tekanan untuk segera mandiri dan membeli rumah, Kaluna tetap tegar. Dia enggak sendirian dalam perjuangannya, karena ada support system yang selalu ada untuk mendukungnya. Ada Danan, sahabat setianya yang selalu memberi dukungan moral dan mental, serta teman-teman baik lainnya seperti Tanish (Risty Tagor) dan Miya (Fita Anggriani), yang sama-sama penting dalam perjalanan hidup Kaluna. Merekalah yang selalu menghibur dan menyemangati Kaluna, terutama ketika dia merasa putus asa.

Film ini juga berhasil menyentuh perasaan penonton dengan dialog-dialog yang mengena. Salah satu kalimat yang paling membekas buatku adalah ketika Kaluna berkata, “Orang biasa kayak gue tuh… mau mimpi aja harus tau diri.” Wah, bener-bener bikin hati langsung jleb! Rasanya pengen banget meluk Kaluna saat itu, karena aku yakin banyak orang di luar sana yang merasa relate dengan perasaannya. Di satu sisi, kita punya mimpi besar, tapi di sisi lain, realitas hidup kadang bikin kita merasa pesimis dan ragu apakah mimpi itu bisa tercapai. Film ini benar-benar berhasil menggambarkan perasaan tersebut dengan sangat baik.

Film ini juga didukung dengan visual yang menarik, terutama dalam penggambaran kehidupan sehari-hari di Jakarta. Latar belakang perkotaan dan suasana yang modern ditampilkan dengan sangat nyata, menggambarkan realitas kehidupan banyak orang yang tinggal di kota besar. Film ini cocok ditonton oleh semua kalangan, terutama keluarga. Menariknya, film ini lolos sensor semua umur, jadi aman ditonton bersama orang tua, saudara, bahkan anak-anak sekalipun.

Aku juga suka gimana Sabrina Rochelle Kalangie, sebagai sutradara, mampu menjaga keseimbangan antara emosi dan humor di sepanjang film. Tidak terlalu berat, tapi juga tidak terlalu ringan. Emosi penonton benar-benar diajak naik turun sepanjang film, kadang kita dibuat tertawa terbahak-bahak, tapi di sisi lain, kita juga bisa menangis haru melihat perjuangan Kaluna.

Secara keseluruhan, film Home Sweet Loan ini benar-benar worth it buat ditonton. Kalau kalian mencari tontonan yang bisa dinikmati bareng keluarga, teman, atau bahkan nonton sendiri pun, film ini akan memberi pengalaman yang memuaskan. Selain karena jalan ceritanya yang relatable, para aktor dan aktrisnya juga berhasil memerankan karakter mereka dengan sangat baik. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, tonton Home Sweet Loan juga, minna! Jangan lupa bawa tisu ya, buat jaga-jaga kalau tiba-tiba ikutan nangis. Wassalamualaikum!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version